"Anda boleh marah dengan keadaan anda yang buruk tapi jangan sampai merusak tubuh karena anda akan sangat menyesal ketika keadaan anda membaik" "Hidup ini berputar bagai roda, ada saatnya anda tersenyum dan ada saatnya anda mengkerutkan dahi, cobalah untuk mendapatkan pelajaran berharga di setiap kondisi anda" "Tersenyumlah di setiap pertemuan karena senyum mengikat batin yang memandangnya" "Minta maaflah ketika anda salah agar tali silaturahmi tetap terjalin baik" "Cobalah untuk berdo'a ketika anda dalam kesulitan karena do'a menghubungkan anda dengan sang pencipta agar anda selalu dalam lindungan dan pertolongannya" "Marahlah semarah marahnya tapi anda harus tahu orang di hadapan anda juga punya perasaan"You are very concerned with your life, welcome to the blog circumference of human energy, the material on this blog may be beneficial to your life. "you may be angry with your bad situation but not to damage the body because you will be very sorry when the state you better "" Life is like a spinning wheel, there are times when you smile and there are times when you constrict the forehead, try to get a valuable lesson in every condition you "" Smile at each meeting for the inner tie smile looking at her "" Apologize when you're wrong order ties remain intertwined good "" Try to pray when you are in trouble because of prayer connects you with the creator so that you are always in the shadow and his help "" Be angry angry angry but you have to know the person in front of you also have a feeling "

Senin, 25 Februari 2013

STRATEGI MENGAJAR EFEKTIF


STRATEGI MENGAJAR EFEKTIF

Prestasi belajar siswa dalam semua level pendidikan banyak ditentukan oleh cara mengajar gurunya. Cara mengajar itu sendiri adalah serangkaian pola-pola dan upaya taktis yang dilakukan guru di kelas untuk membekali siswa sejumlah pengetahuan, nilai dan keterampilan. Cara mengajar guru dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dapat ditinjau dari berbagai aspek dijelaskan di bawah ini.
Memiliki Keterampilan Operasional yang Memadai
Seorang guru akan berhasil dengan baik apabila memiliki dan menggunakan keterampilan operasional yang memadai dalam pembelajaran. Keterampilan operasional tersebut mencakup strategi membuka pelajaran, memberi motivasi dan melibatkan siswa, mengajukan pertanyaan, menggunakan isyarat nonverbal, menanggapi murid dan menggunakan waktu. Penjelasan singkat hal tersebut sebagai berikut:

Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran dalam suatu pembelajaran memegang peranan penting. Di situlah kesan pertama dari suatu bentuk hubungan yang merupakan kunci keberhasilan. Artinya, kesan pertama yang baik dan membuahkan hasil yang baik pula untuk tahap selanjutnya. Sehubungan dengan hal ini, Jufri (2001: 117) mengemukakan “dalam membuka pelajaran aspek menarik perhatian siswa, memberi motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan harus diperhatikan oleh guru”. Contoh membuka pelajaran di antaranya yaitu berdoa bersama, mengucapkan selamat pagi kepada anak-anak, atau menanyakan siapa-siapa yang tidak masuk hari ini dan alasannya tidak masuk. Contoh-contoh ini secara langsung menandai bahwa interaksi belajar mengajar secara resmi dibuka dan guru telah siap membimbing siswa dengan cinta kasih yang tulus.

Memotivasi dan Melibatkan Siswa
Dalam sistem pembelajaran motivasi (dorongan) merupakan ‘ruh’ pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus pandai membangkitkan dorongan kepada siswa agar bergairah belajar. Gairah tersebutlah yang kemudian mengantar siswa untuk berprestasi. Selain memberi dorongan, guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara maksimal. Maksudnya, siswa bukan lagi obyek dalam proses belajar mengajar melainkan subyek. Posisi guru hanya sebagai fasilitator, pengarah, dan motivator dalam mengembangkan minat dan kepribadian siswa dalam konteks pelajaran. Memotivasi atau melibatkan siswa, menurut Usman (1997: 2) “hendaknya tidak mengedepankan tekanan psikologis dan pemaksaan”.

Mengajukan Pertanyaan dan Isyarat Nonverbal
Mengajukan pertanyaan adalah aspek terpenting dalam pembelajaran karena berfungsi sebagai stimulus untuk giat berpikir; membangkitkan pengertian baru dalam belajar. Melalui pengajuan pertanyaan, guru dapat menyelidiki kemampuan dan tingkat penguasaan materi siswa.
Selain mengajukan pertanyaan, guru juga dapat menggunakan isyarat nonverbal. Menurut Liliweri (1994: 109) isyarat nonverbal dapat berwujud “kinesik, paralinguistik, suasana komunikasi, pernyataan diri, penciuman, kepekaan kulit, dan artifak”. Keseluruhan isyarat ini hendaknya digunakan oleh guru dalam mengajar sesuai kebutuhan. Tujuan penggunaannya tidak lain untuk memberikan gambaran tentang sesuatu dalam kaitannya dengan materi yang diajarkan dalam rangka memperjelas maksud, mempertegas atau menekankan uraian.

Menanggapi Siswa
Dalam sistem pembelajaran di kelas, guru akan menemukan aneka perilaku siswa seperti menerima atau penuh perhatian, acuh tak acuh, dan menolak. Ketiga perilaku ini harus ditanggapi oleh guru dengan cara yang bijaksana dan penuh pengertian. Siswa hendaknya diarahkan untuk bertanya, pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa lain agar semua aktif berpikir. Jawaban yang agak kabur pengertiannya dapat diperbaiki oleh guru. Menurut Pophan dan Baker (2001: 29) dalam menanggapi siswa, guru hendaknya “menghargai siswa, baik melalui kata-kata verbal, maupun melalui ekspresi dan mimik wajah”.
Pengaturan Waktu
Kesulitan yang banyak dialami oleh guru adalah masalah penggunaan waktu dalam proses belajar mengajar. Menurut Sardiman (2005: 220) “ada tiga tahap yang berkaitan dengan penggunaan waktu, yaitu waktu membuka pelajaran, menggarap bahan, dan menutup pelajaran”. Ketiga tahap ini hendaknya dialokasikan dengan tepat sesuai proporsinya, agar tidak terbuang dengan sia-sia.

Mengakhiri Pelajaran
Mengakhiri pelajaran tidak berarti mengakhiri secara permanen, tetapi sementara. Setiap kali mengakhiri interaksi antara guru dangan siswa, guru harus mengakhiri dengan sebuah kesan tentang materi pelajaran. Dalam mengakhiri pelajaran juga harus memuat ringkasan atau kesimpulan serta saran-saran agar siswa dapat menindaklanjuti pelajaran yang telah diajarkan. Apabila ada tugas pada akhir pelajaran juga dapat diberikan. Doa dan ucapan selamat sampai jumpa pertemuan berikut juga hendaknya tidak dilupakan.

Memiliki Modal Kesiapan (Sikap)
Pada aspek ini diuraikan berbagai macam sikap yang harus diperhatikan oleh seorang guru selama memimpin pembelajaran, yaitu gerak, suara, titik perhatian, isyarat verbal dan waktu selang, dan variasi interaksi. Sikap-sikap tersebut secara lengkap diuraikan di bawah ini.
Gerak
Gerak anggota badan dalam pembelajaran sangat besar peranannya untuk memperjelas atau menegaskan hal-hal yang penting. Seseorang akan memahami sesuatu secara dalam dan jelas apabila disertai gerak tubuh, di samping indera pendengaran dan pengamatan. Penggunaan gerak tubuh yang baik menurut Sardiman (2005: 201) adalah “gerak yang efektif dan efisien, artinya gerakan yang cukup, tetapi benar-benar mendukung penjelasan atau uraian guru”. Pada waktu menjelaskan posisi berdiri hendaknya di tengah dan tidak terlalu dekat dengan deretan kursi, sehingga semua siswa dapat melihat dan mendengar dengan baik. Ketika guru menulis di papan diusahakan agar gerakan tangan dapat dilihat oleh siswa. Pada waktu menunjuk gambar, bagan, peta, atau media yang lain, hendaknya tampak dengan jelas. Mempermainkan alat tulis, berjalan hilir mudik, duduk di atas meja, dan gerakan-gerakan kaku lainnya, hendaknya dihindari.

Suara
Seperti halnya gerak tubuh, suara juga sangat berpengaruh terhadap daya tangkap pemahaman hal yang diajarkan oleh siswa. Menurut Sardiman (2005) suara guru dalam mengajar hendaknya memperhatikan tingkat kekuatan atau kekerasan, lagu, dan tekanan bicaranya. Suara yang keras dan kecil dalam mengajar memiliki efek negatif terhadap pemahaman siswa. Suara yang dianjurkan adalah suara yang sedang, ditambah dengan memperhatikan jumlah siswa, luas ruang, dan kejelasannya. Lagu dan tekanan bicara guru dalam mengajar hendaknya tidak monoton, tersendat-sendat, dan kalau perlu diulang. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kebosanan, kekurangjelasan, dan menghindari bahan tertawaan siswa yang pada akhirnya mengganggu konsentrasi belajar. Kelancaran berbicara juga harus diperhatikan seperti menghindari suara terbata-bata atau gagap.
Titik Perhatian
Titik perhatian yang dimaksud di sini adalah pengamatan guru terhadap masing-masing siswa selama interaksi belajar mengajar berlangsung. Titik perhatian guru tercermin dalam pandangan mata dan perbuatannya. Pandangan mata guru hendaknya menyeluruh untuk siswa, tidak hanya sebagian saja. Guru juga harus tanggap terhadap perilaku negatif siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Bertemunya pandangan lawan tutur (antara guru dan murid) menurut Liliweri (1994) merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan, karena menunjukkan saling perhatian di antara mereka. Pandangan keluar ruangan, langit-langit, lantai, papan tulis atau pada siswa tertentu hendaknya dihindari guna menjaga wibawa guru dan perhatian siswa.
Isyarat Verbal dan Waktu Selang
Secara umum isyarat verbal menurut Jufri (2001: 96) diartikan “ucapan atau gerak singkat kepada siswa atas pencapaian tertentu dalam pembelajaran”. Isyarat verbal ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap siswa karena bersifat menegaskan, meyakinkan, dan memperkuat. Isyarat verbal dilakukan oleh guru apabila siswa berhasil, seperti berhasil menjawab pertanyaan guru atau siswa lain, berhasil mengerjakan tugas, mampu memberikan solusi, atau keberanian tampil. Selain itu, isyarat verbal juga dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa, menegur siswa yang bermain, atau memberi contoh-contoh isyarat verbal seperti bagus dengan mengacungkan jempol.
Selain isyarat verbal, guru juga harus memiliki tenggang waktu atau jeda antara ucapan atau pembicaraan yang satu dengan yang lainnya. Ucapan beruntun menyulitkan siswa mengetahui ujung pangkal pembicaraan dan siswa sulit menangkap isinya. Intinya, pembicaraan atau ucapan tidak lambat dan tidak terlalu cepat dan juga tidak diam dalam waktu agak lama. Terputusnya sistematis pembicaraan jelas akan mengganggu daya tangkap materi terhadap siswa.
Variasi Interaksi
Variasi interaksi menurut Sardiman (2005: 206) adalah “frekuensi atau banyak sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lain secara tepat”. Dalam sistem pengajaran modern, pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) hendaknya ditinggalkan. Artinya, “orientasi pengajaran berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator pembelajaran” (Depdiknas, 2005: 62). Dalam interaksi edukatif semua yang terlibat di dalamnya berperan aktif sehingga tercipta komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa. Kreativitas guru dalam membangun dan memilih model interaksi yang tepat sesuai metode sangat menentukan kekondusifan suatu pembelajaran.
Menguasai Aspek Materi
Topik ini akan diulas cara mengajar guru ditinjau dari sudut pandang materi yang diajarkan. Cara mengajar jenis ini difokuskan pada cara menarik perhatian siswa pada bahan yang baru, perhatian guru pada bahan yang sedang dibahas, cara urutan penyajian, menciptakan hubungan dalam rangka membahas, dan cara mengakhiri pembahasan. Penjelasan secara lengkap sebagai berikut:
Menarik Perhatian Siswa pada Bahan yang Baru (Interes)
Interes dalam pembelajaran adalah usaha guru untuk menarik atau membawa perhatian siswa pada materi pelajaran baru. seorang siswa yang memasuki situasi baru secara mendadak sering timbul kejutan atau tekanan psikologis karena situasi lama masih membayangi pikiran dan perasaannya. Siswa sekolah dasar yang habis bermain masuk di kelasnya untuk menerima pelajaran masih sering membicarakan permainannya. Langkah yang harus ditempuh oleh seorang guru apabila mengalami hal seperti ini menurut Sardiman (2005) adalah mengusahakan untuk menyatukan alam pikiran siswa dengan jalan menghilangkan kenangan atas peristiwa yang baru saja mereka alami. Dengan kata lain, menggunakan “titik awal” yang menarik siswa secara psikologi untuk mengalihkan perhatian pada materi yang akan dibahas. Cara lain juga dapat ditempuh, misalnya: (1) memberikan pertanyaan tentang bahasan sebelumnya yang berhubungan dengan topik baru yang akan dijelaskan, (2) memberikan pretest untuk mengetahui seberapa jauh siswa memiliki pengetahuan tentang hal yang akan diajarkan.
Perhatian Guru pada Bahan yang sedang Dibahas (Titik Pusat)
Titik pusat yang dimaksud di sini menyangkut uraian dan penjelasan, guru benar-benar berpusat pada bahasan yang sedang digarap bersama. Guru sering tergiring keluar pembicaraan yang dibahas dengan hadirnya pertanyaan siswa. Oleh karena itu, guru harus tanggap mengarahkan dan perlu kesadaran dari guru itu sendiri, kalau terlalu asyik bercerita sehingga melupakan materi pokok. Ada juga guru karena tidak siap mengajar akan kehilangan tempat berpijak sehingga keluar dari pokok persoalan. Penjelasan yang keluar dari rel yang dibahas oleh guru, misalnya seorang guru menjelaskan tentang jenis-jenis binatang laut dan darat kemudian masuk pada harga dari binatang laut atau darat tersebut. Penjelasan harga di sini jelas sudah keluar dari tema pokok.
Sistematika dalam Penyampaian Bahan (Rantai Kognitif)
Adakalanya seorang guru mempersiapkan materi pelajaran dengan baik, tetapi pada waktu menyajikan atau menyampaikan sistematika dan rantai kognitifnya  jelek atau rusak. Akibatnya, siswa menjadi bingung dan sulit memahami materi yang disampaikan. Menurut Sardiman (2005: 198) sistematika penyampaian bahan hendaknya “dari pengertian sederhana menuju yang kompleks; dari yang mudah menuju yang sulit”.
Supaya sistematika penyampaian tersusun dengan baik, seorang guru menurut Pophan dan Baker (2001: 85) “perlu mempersiapkan skema atau bagan tentang bahan pelajaran yang akan disampaikan, metode interaksi yang akan digunakan, media yang digunakan, dan sumber belajar yang digunakan”. Strategi persiapan ini hendaknya mengacu pada standar kompetensi yang akan dicapai. Sistematisnya penyajian melalui skema atau bagan memungkinkan juga guru dapat mengontrol keluasan bahan yang diajarkan dan waktu yang digunakan.
Menciptakan Hubungan dalam Rangka Membahas Materi (Kontak)
Penciptaan hubungan dalam membahas materi berkaitan dengan hubungan batiniah antara guru dan siswa. Baik atau tercipta tidaknya hubungan tampak pada bahasa verbal dan isyarat nonverbal yang tampak pada diri guru dan siswa. Seorang guru yang tidak menguasai bahan dan tidak berwibawa menjadi penyebab tidak terciptanya kontak. Begitu pula guru yang otoriter, akan merusak kontak karena suasana kelas terasa mencekam. Guru yang pesimis juga akan kelihatan dari bahasa dan isyarat verbal yang digunakan. Dari segi siswa juga diidentifikasi melalui isyarat nonverbal apakah ada perhatian atau kontak dengan guru saat mengajar. Idealnya suatu kontak menurut Sardiman (2005) adalah adanya perasaan nyaman, senang, dan penuh perhatian, baik dari guru maupun siswa sehingga interaksi timbal balik, ketertiban, dan keaktifan dari kedua belah pihak sesuai peran masing-masing.
Mengakhiri Pembahasan Materi
Setiap pembelajaran pasti akan ada ujung atau akhirnya akibat terikatnya oleh waktu yang telah ditentukan. Mengakhiri pelajaran bagi guru merupakan tuntutan yang tidak boleh diabaikan karena dapat menghilangkan daya ingat hal-hal yang telah dipelajari oleh siswa. Mengakhiri pelajaran dapat ditempuh melalui berbagai strategi, bergantung pada hal yang ingin diketahui oleh guru dan siswa. Menurut Jufri (2000: 120-121) cara guru mengakhiri suatu pelajaran dapat dilakukan dengan “merangkum inti materi yang ajarkan, membuat ringkasan, mengevaluasi, dan mendemonstrasikan hal tertentu yang dipandang perlu”. Maksud dari menutup pelajaran tidak lain untuk membuat siswa memperoleh gambaran utuh atau memperkuat ingatan dan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan oleh guru.

 

PAPPASENG TO RIOLO PESAN ORANG DAHULU




PAPPASENG TO RIOLO
PESAN ORANG DAHULU

1.                   Makkedae torioloe : Iyanae gau’e pitue uwangenna, muengngerangi madeceng, aja’mupattassalai riatimmu nakko  engka maelo’ mupogau’. Seuwani itai amunrinna gau’e (pappasiwale’na Allah Taala) muinappa pogau’I, maduanna etau’I to malempu’e apa’ ritettongitu ri Allah Taala, matellunna aja’ muwelai janci, maeppa’na aja’ mumetau mengkalinga kareba, engkalingaisa muattangnganriwi karebae riassitinajanna, malimanna mapatoko ripakainge’ maennenna aja’ mumaelo’ mappamula gau’ masukkara’, aja’to mupoadangngi taue ada tennaponyamengnge ininnawanna, mapitunna mapatoko mappatangnga/mellau tangnga ritomabbicaramu, naiappa mupogau’ napoadae jori’e, bara’ kuwammengngi muleppe’ dipakkasolanna balimmu. Narekko maelo’ko lolongengngi decenna lino enrengnge decenna ahera’, aja’ muelorengngi nasellung anu maja anu madecengnge, aja’ naengka riatimmu masengngengngi engka gau’ tennaisseng Allah Taala. Aja’to naengka rinawa-nawammu masengngengngi engka ada tennaengkalinga Allah Taala, aja’to mukapangngi engka nawa-nawa  tennaisseng Allah Taala. Nakko engka tau muita mangkau’ bawang, maja’ nawa-nawa, namadeceng mua onrong rilinona, pammase pakkagellitu. Maelo’I tu napateppai abala’, iyarega nariaherappa maelo ripasiwalekeng gau’na. narekko pammase madeceng maelo’ napattatteppa Allah Taala riatanna, gau’ madecengnge enrengnge nawa-nawa patujue napogau’ taue naiya, naletei nasennang onrong rilinona. Iyanora rieloreng muperaddeki rutimmu enrengnge gau’mu nawa-nawa madecengnge enrengnge gau’ patujue. Apa’ nakko maelo’I Allah Taala pattatteppaiwi atanna ala gau’ madeceng ala gau’ maja’, temmakkullei Tania nappongi sikki’ atie enrengnge gau’e kuwae ada-adae; gau’ madecengnge nataneng riatinna gau’ madecettona napobua, gau’ maja’ nataneng riatinna, gau’ maja tonasa napobua. Iyanatu naita adanna to panritae rimakkedanna, iyatu atie attaronna Allah Taala. Nakko ja’ muperaddeki riatimmu, ja’e tonasa ritu nataroiyangngi atimmu, nakko deceng muperaddeki  riatimmu, decettonasa nataroiyangngi. Makkuniro narieloreng riperaddeki sikki’ ati madecengnge ripadatta’tau.

Artinya :
Berkata orang dahulu, perbuatan yang tujuh jenis inilah diingat dengan baaik jangan dilupakan kalau ada yang akan diperbuat. Pertama lihatlah akhir dari perbuatanmua (pembalasan dari Allah Taala) baru laksanakan, kedua takuti/segani orang yang jujur, karena dia bersama dengan Allah Taala, ketiga jangan meninggalkan/mungkir dari janji, keempat jangan takut mendengar berita, dengarlah dan baru pertimbangkan kewajran/kebenaran berita itu dan yang  membawanya, kelima bersidalah menerima peringatan/nasihat, keenam jangan mau memulai sesuatu perbuatan yang berat/sukar, juga jangan menyampaikan kepada orang yang dia tidak senangi, ketujuh patuh meminta pertimbangan dari penegak hukum, baru laksanakan sesuatu yang tidak bertentangan dengan peraturan, agar supaya engkau lepas dari usaha musuhmu untuk mencelakakanmu. Kalau engkau berkeinginan memperoleh kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, usahakan untuk tidak bercampur yang buruk dengan yang baik. Jangan sampai engkau menganggap ada perbuatan yang tidak diketahui oleh Allah Taala. Dan jangan pula sampai engkau menganggap ada perkataan yang tidak didengar oleh Allah Taalah. Dan jangan  pula sampai engkau menganggap ada pemikiran yang tidak diketahui oleh Allah Taala. Kalau engkau melihat ada orang yang berbuat tidak wajar, berpikiran salah/jahat, tetapi kehidupannya didunia ini baik, itu merupakan belas kasih kemurkaanNya. Akan menimpakan bala atau nanti diakhirat diberikan pembalasan dari perbuatannya. Kalau belas kasih rakhmat yang akan ditimpakan olelh Allah Taala kepada hambanya, maka perbuatan baik dan pemikiran yang baik pula yang diperbuat oleh yang bersangkutan yang merupakan jalan menuju kehidupan yang senang/baik di dunia. Itulah yang diharapkan, agar menetapkan dalam hati dan perbuatan pemikiran dan tingkah laku yang baik. Sebab apabila Allah Taala akan menurunkan kepada hamabanya apakah perbuatan baik atau perbuatan buruk/tercela, kesemuanya pasti bersumber dari hati dan perbuatan serta perkataan. Apabila perbuatan baik yang ditanamkan dalam hati  maka akan membuahkan/menghasilkan perbuatan yang baik pula. Kalau perbuatan salah/jahat yang ditanamkan dalam hati maka akan membuahkan/menghasilkan perbuatan salah/jahat pula. Itulah yang dimaksud perkataan ulama yang menyatakan, bahwa hati itu adalah perbendaharaan Allah Taala. Kalau kejahatan yang menetap dalam hati maka kejahatan pulalah yang ditanamkan oleh Allah Taala. Kalau kebaikan yang menetap dalam hati maka kebaikan pulalah yang ditanamkanNya. Itulah sebabnya sehingga diharapkan untuk selalu barbaik sangka terhadap sesame.

2.                   Makkedai torioloe : Aja’ mumaelo nacacca ade’, aja’tomumaelo natunai bicara, aja’to muwedding nauja’ rapang, aja’to muwedding naecawa-cawai wari’. Atutuiwi ro gau’e eppa’e uwengenna. Iyamuto ritu eppa’e riaseng sung baruga. Pekkulleiwi tudangiwi sunna barugae, mu, ceddi muwa, apaggi nakko mutadangi manengngi. Seuwani riaseng sung baruga, aja’ mumaelo’ rita wiring ritengngana taue, maduanna missengnge pinru’ ada nasitinaja, bali ada nabalinna adae nabaliyangngi, matellunna sompungi ada, nasompunna adae nasompungiangngi, maeppa’na tenrita alongkoarengnge riaworowanengennge, mau’ Tania menna towarani, apa’ iyatu nalejja’I padammu orowane natemmu leisa, naecawa-cawainotu taue, apaggisa nakko warani tongenno sokku’ni decenna. Narekko di’ mutudangiwi  sunna barugae seddi, naecawa-cawainotu wari’, entengnge ade’ nauja’no rapang, natunaiono bicara.

Artinya :
Berakata orang dahulu : jangan mau dibenci oleh ade’, jangan juga mau direndahkan oleh bicara, jangan juga mau dicela oleh rapang, jangan juga mau diketawai oleh wari’. Perhatikan keempat jenis perbuatan itu. Itu juga yang empat dinamakan sudut baruga, udshsksn unyuk menduduki sudut baruga (menguasai hal tersebut di atas), walaupun hanya satu sudut, apalagi kalau menduduki semuanya. Pertama dinamkan sudut baruga, jangan mau dilihat kekuranganmu dalam pertemua, kedua cakap menyusun kata-kata yang pantas, menjawab kata-kata dengan jawaban yang benar, ketiga menyambang kata dengan sambungan yang benar, keempat tidak menampakkan kekurangannyasebagai pria, namun dia bukan orang berani, sebab apabila sesamamu pria dapat melaksanakan sesuatu dan engkau sendiri tidak dapat, engkau akan diketawai, apabila kalau memang pemberani sempurnalah kebaikannya. Kalau engkau tidak menduduki satu sudut baruga, engkau akan diketawai oleh wari’ dan ade’, engkau dicela oleh rapang, direndahkan oleh bicara.

3.                   Makkedae tomatoae : Nakko memmana’no palempuri seroni alemu, apa’ iya ritu riasengnge gau’ maja’, gau’ madeceng namana’I to rimunri. Nakkao naja’I gau’mu, ikonatu nala camming, ana’mu. Na sangngadinna mulempurini alemu, mupadecengi gau’mu, mupaccapurattoni pangaja’ ana’mu naiya muasa napogau’ gau’ maja’e pura makkuanitu naelorangnge Alla Taala dina’mu.

Artinya  :
Berkat orang tua : apabila engkau telah beranak, peliharalah kejujuranmu, sebab yang dimaksud dengan perbuatan buruk, perbuatan baik dipusakai oleh anak/keturunan. Apabila perbuatanmu buruk, engkaulah yang menjadi cermin bagi anakmu. Kecuali apabila sudah diusahakan kejujuran pada diri sendiri dan membuat perbuatan yang baik seta memberi nasihat yang baik kepada anakmu, tetapi masih berbuat buruk, maka memang demikianlah yang dikehendaki oleh Allah kepada anakmu.

4.                   Makkedae tomatoae : Atutuiwi angngolona atimmu, aja’ muammanasaiyangngi ramaja’e padammu tau, apa’ mattentu iko matti maja’, mau’ni madecemmenna gau’mu,  apa’ riturungeng ritu gau’ madecengnge riati maja’e, tenriturungeng ati madecengnge rigau’ maja’e. aga nakko maja’I atimmu, lettu’ ritu ritorimunrimmu ja’na.


Artinya :
Berkata orang tua : perhatikan arah hatimu, jangan mengharapkan keburukan terhadap sesamamu manusia, sebab pasti engkau kelak yang merasakan keburukannya, walupun baik perbuatanmu. Karena perbuatan yang baik akan dipengaruhi oleh yang buruk. Tidak dipengaruhi hati yang baik oleh perbuatan yang buruk. Jadi kalau hatimu buruk, akan sampai kepada keturunanmu keburukannya.

5.                   Makkedai topi tomatoae : Nakko engka mueloreng napogau’ taue, rapangngi lopi ; maelo’po tonangiwi mupatonangiangngi taue. Iayanro riaseng lempu’ makkuae.

Artinya  :
Beerkata juga ora tua : Apabila ada yang engkau inginkan diperbuat orang, ibaratkan perahu ; kalau engkau mau menaikinya, barulah mlenakkan orang. Itulah yang dinamakan kejujuran yang demikian.

6.                   Makkedai tomatoae : Eppa’i rupanna malomo mappasala nawa-nawa ; seuwani elo’e, maduanna tau’e, matellunna teae maeppa’na cai’e. Iyanaro  patanrupae malomo mappasala nawa-nawa, mmappasala tai ukka’ timu.

Artinya  :
Berkata orang tua : Ada empat jenis yang biasa menyebabkan timbulnya pikiran salah, pertama keinginan, kedua takut, ketiga enggan/tidak mau, keempat kemarahan. Itulah yang keempat jenis biasa menyebabkan timbulnya pemikiran yang salah dan menyebkan kesalahan dalam mengeluarkan perkataan .



SEUNTAI MUTIARA YANG TERPENDAM (A.M.ALI)

Kamis, 21 Februari 2013

SEUNTAI MUTIARA YANG TERPENDAM

PAPPASENNA LA PATAU MATANNA TIKKA ARUMPONE MATINRO E RI NAGAULENG
                Naiya rimunrinna ritu pappujie ripuang tongengnge riamalarangnge pappakalebbi’na Nabitta Muhammad addongenrongenna sininna to madosae, ritaung 1128 hijerana Nabitta Muhammad saw toriamasengnge ri Allah Taala temmareulleng, ri 13 Muharram riwenninna Sattue, napake doangnga’ atikku Allah Taala pannasessai ada pappasekku’ risininna jajiakku malae muwannengngi adakku’. Upammulani adae we rinatuncukakku Alla Tala : E anakku rilino seajikku riappawiddukanna Allah Taala, ala aga sio utarowakko, apa’iyamotona sio uwasengnge ripatujue rekko muala muannengngi sio adakku. Iyanae upasengakko :
Aja’ sede’ muaccowacowa tonrong nawanawai agamana Alla Taala/Muhammad. Iya puramuwasa muellau ri Alla Taala temmappettue arolammu riagama Sellengnge. Appaggi sio mulle muanneng muwa passokku’I agamae. Aja’to muwedding tula’ lempu’ ripadammu tau apaggi  sio ritoriwawomu. Aja’ muwedding rita wirimmu riakkepuengemmu, muperajaiwi siri’mu. Apa’ iyamuwa ritu tariaseng tautongeng, dekko engka siri’ta. Aja’to mupaddinusai rinawanawammu passu’I ritimummu riasengnge belle. Aja’to mupogau’I riabbalu’balurengnge. Temmarao sa mappa lolawang pangngelli pasa’-pasa’ dekko temmappalelemenno. Aja’to mumangingi’ mamasemase, aja’to mugau’ bawangngi padammuripancaji ri Alla Taala. Aja’ta muaccowacowa ringenringengiwi ellau dowanna torigau’bawangnge.
                Naiya Alla Taala namaseangngi atanna rigau’bawangnge. Aja’to mumaraja cinna riwaramparang. Iyapa muappogau’ iyapa gau’ nasilasale watakkalemu, ritangnga’e Tania sa ritangnga’ napessu. Narekko sappa’ko dale kuwai mutajeng pabberena Alla Taala, ripammasena arung mangkau’e enrengnge lao riumae rileppa’limammu, apaggisio riperi’na tanae. Aja’sio riassaudagarakengnge enrengnge ricanga-cangae.  Nadekko sappa’ko pangngissengeng rilino koi mutajeng pammasena Alla Taala ribarugae, apa koi ritu ribarugae mannessa gau ripujie enrengnge ricaccae. Nadekko sappa’ko ahera’ salewangeng, koi mutajeng pammasena Allah Taala riagama sellengnge.
                Atutuiwi gau’e mupegau’i, apa’ iyaritu maseroe pawaju risinna pawajue iyana ritu tettongie tettongeng maraja, calewoe teppaja ritu ripogau’ tennapajatonasa pasolangi.
                Naiya onrongnge dua muwa. Lino muwa na ahera’. Iya dua ritu  sapa’I belle enrengnge carepae. Aja’ murennuam pegangngi abbijangemmu, apa’ Tania riabbijangnge nalolongang deceng, naiya ri Allah Taala gau’ patujuemmisa.
               
                ARTINYA :
PESAN LA PATAU MATANNA TIKKA
ARUMPONE MATINRO E RI NAGAULENG
               
                Kemudian dari puji syukur kehadirat Allah swt dan kemulliaan Nabi Muhammad  saw yang menjadi harapa bagi seluruh manusia yang berdosa, pada tahun 1128 Hijriyah Nabi Muhammad saw 12 Muharram pada malam sabtu, Allah swt menggerakka hatiku untuk menyatakan pesanku bagi semua keturunanku yang bersedia menerima perkataanku. Saya memulai kata-kata ini atas petunjuk dari Allah swt. Wahai anakku keluargaku dalalml rahmat Allah swt, apa gerangan yang saya simpankan/tinggalkan selain dari pada apa yang saya anggap benar kalau engkau menerimanya, inilah pesanan saya :
                Jangan sekali-kali mencoba-coba untuk mengingkari Agama Allah/Muhammad. Senantiasalah memohon kehadirat Allah swt, agar senantiasa dikukuhkan hatimu dalam mengikuti ajaran agama Islam, apalagi apabila dapat menyempurnakannya. Janganlah hendaknya menolak kebenaran/kejujuran terhadap sesamamu terutama terhadp atasanmu. Janganlah hendaknya Nampak ketidak setiaanmu terhadap pimpinanmu dan perkukuhlah rasa harga dirimu, sebab kita dinamakan manusia sempurna apabila punya harga diri. Jangan menyayangi tertumpah darahmu demi mempertahankan Negara/tumpah darah. Jangan memendam dalam hati dan mengeluarkan melalui mulut yang dinamakan bohong, juga jangan melakukan pekerjaan saudagar yaitu menjadi perantara dalam jual beli. Tidak mengapa memesan kebutuhan sehari-hari asalkan tidak menjadi perantara. Jangan bosan dalam penderitaan, dan jangan bertindak sewenang-wenang terhadap sesamamu hamba Allah. Jangan memandang enteng permohonan/doa orang yang tertindas.
                Allah swt mengasihani hambanya yang tertindas, juga jangan terlallu mengasihani harta, berbuatlah sesuai/dengan sewajarnya tanpa pengaruh nafsu yang merusak. Apabila engkau mencari rezeki berharaplah pemberian dari Allah, melalui pemerintah dan hasil usahamu dalam pertanian. Jangan melalui kerja sebagai saudagar perantara. Kalau engkau mencari ilmu pengetahuan di dunia, berharaplah atas rahmat dari Allah swt dalam pertemua (baruga), sebab dalam pertemuan itulah Nampak perbuatan yang terpuji atau tercela. Kalau engkau mencari ilmu pengetahuan akhirat yang kekal berharaplah atas rahmat Allah swt dalam Agama Islam.
                Berhati-hatilah dalam sesuatu perbuatan yang engkau lakukan, sebab yang sangat memabukkan/mengkhawatirkan ialah berdiri diatas tempat yang tinggi/besar (menduduki sesuatu jabatan penting) yang selalu diliputi oleh kelengahan yang merusak diri.
                Tempat itu hanya dua dunia dan akhirat. Keduanya itu adalah pentangan bagi kebohongan dan keteledoran. Jangan mengutamakan keturunanmu/asalusulmu, sebab bukan dari keturunan yanag menyebabkan diperoleh kebaikan, hanya dari perbuatan yang benar menurut Allah swt.


SEUNTAI MUTIARA YANG TERPENDAM (A.M.ALI)