Cara Menjaga Kecerdasan Emosi
Memiliki pendidikan tinggi bukan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus bila tidak didukung dan diimbangi dengan keterampilan dan keahlian serta menjaga sikap prilaku. Hal itu perlu dijaga mengingat dewasa ini persaingan lapangan pekerjaan semakin kompetitif seiring meningkatkannya kesadaran dan minat masyarakat untuk menyekolahkkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
Memiliki pendidikan tinggi bukan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus bila tidak didukung dan diimbangi dengan keterampilan dan keahlian serta menjaga sikap prilaku. Hal itu perlu dijaga mengingat dewasa ini persaingan lapangan pekerjaan semakin kompetitif seiring meningkatkannya kesadaran dan minat masyarakat untuk menyekolahkkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
Pergeseran budaya
kesadaran akan tingkat pendidikan juga terjadi hingga pelosok desa seperti di
daerah/kampungnya Ahyar Blog. Terkait dengan hal tersebut, hasil survey dibawah
ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan atau bahan pelajaran untuk membuka kesempatan
mendapatkan pekerjaan seperti yang kita cita-citakan.
Berdasarkan survei yang
dihajat situs CareerBuilder, 71 persen manajer SDM menyatakan menempatkan
kecerdasan emosional dan sikap -- termasuk pada bagaimana ia mengendalikan
emosi dan menjalin pertemanan -- ketimbang pada IQ semata. Seseorang dengan EQ
(kecerdasan emosi) tinggi dianggap lebih mampu mengendalikan diri dan mampu
bekerja di bawah tekanan ketimbang mereka yang hanya mengandalkan IQ tinggi
CareerBuilder memberikan
bocoran tentang hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memiliki kecerdasan EQ,
yaitu:
Kontrol penuh emosi Anda
Biasanya, calon bos akan
memasukkan materi diskusi kelompok saat rekrutmen pekerja. Dari sini, emosi
calon pekerja diukur. Untuk membantu meminimalisasi reaksi negatif,
"Penting bagi Anda mengenali pemicu stress ketika tekanan datang,"
kata Patricia Thompson PhD, konsultan manajemen pada Sperduto &
Associates Inc, sebuah firma psikolog papan atas di Atlanta. Sikap tubuh juga
harus tetap dijaga. Thompson menyarankan untuk keluar dari kondisi itu dengan:
tarik nafas panjang, kemudian hitung sampai 10, dan tenanglah.
Lakukan refleksi diri
Agar kecerdasan emosi
terasah, Anda harus self-aware, dengan memahami betul apa kekurangan dan
kelemahan Anda," kata Thompson. Ia menyarankan untuk membuat lima
kelebihan dan kekurangan utama Anda, kemudian gunakan dua hal yang berlawanan
itu untuk saling melengkapi. Pilih dua atau tiga kelemahan Anda, dan carilah
cara untuk mengatasinya.
Dengarkan
Berdasar survei
CareerBuilder, ketajaman emosi juga diukur dari bagaimana ia mampu mendengar.
Thompson memberi jalan keluar untuk meningkatkan kemampuan mendengar.
"Gunakan dua tingkat cara: pertama dengarkan untuk memahami konten
pembicaraan, jangan menyela atau memberi penilaian terhadap apa yang diomongkan
sampai dia selesai biacara. Kedua, dengarkan untuk memahami kondisi emosinya
saat dia mencerikatan," katanya. Kemampuan mendengar sangat penting,
katanya, untuk membangun hubungan dalam satu tim secara lebih baik dan
mengurangi konflik.
Sumber: Republika, Yahoo News Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar