RAMADHAN : BULAN PENUH BAROKAH DAN MAGHFIROH ( bagian 1)
Assalamu’alaikum wr. wb.;
Para jamaah Tarawih/qiyamur Ramadhan;
- Marilah kita bersyukur dapat memasuki dan menyambut Ramadhan, “tamu agung, penghulu segala bulan” yang telah lama kita tunggu-tunggu kedatangannya. Sepatut-nya kita sambut datangnya Ramadhan ini dengan penuh rasa syukur, karena :
- kita masih diberi kesempatan untuk memasuki dan menyambut bulan ini, padahal mungkin ada di antara kita yang tidak berkesempatan menemui bulan Ramadhan ini (karena telah mendahului kita/mening-gal dunia);
- kita masih tergolong orang-orang beriman, yang terpanggil hatinya untuk melaksanakan perintah wajib puasa sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Baqoroh: 183; sepatutnya hal ini disyukuri, karena ada orang yang hatinya/imannya tetap beku, tidak mau menjalankan perintah puasa. Bulan puasa (tamu agung) itu memang telah datang, tetapi tidak datang di rumahnya; tidak datang di hatinya dan di tengah-tengah keluarganya!;
- tamu yang datang bukan sekedar tamu biasa, tetapi tamu istimewa/tamu agung yang “sangat pemurah” (“bloboh“); bulan penuh keberkatan (“syahrun mubarok“) dan penuh pengampunan (“syahrul maghfiroh“);
2. Ramadhan : Syahrun Mubarok
Dikatakan demikian, karena bulan Ramadhan menjanji-kan banyak barokah, pahala, ganjaran :
- Hadits Anas bin Malik, menyatakan antara lain, bahwa dalam bulan Ramadhan
- mendatangi majlis ilmu : 1 langkah = 1 tahun ibadah;
- sholat berjamaah : tiap rakaat = 1 kota kenikmatan;
- taat pada orang tua: mendapat kasih sayang Allah dan Nabi menanggung dalam surga;
- istri mencari keridloan suami : pahalanya seperti Siti A’isyah dan Siti Maryam;
- mencukupi kebutuhan saudaranya : akan dicukupi 1000 kebutuhannya di hari Qiyamat;
- Di dalam hadits lain dinyatakan a.l. :
- tidurnya orang berpuasa = ibadah;
- diamnya orang berpuasa = tasbih;
- amalnya orang berpuasa, dilipatgandakan;
- do’anya orang berpuasa, dikabulkan; dan
- dosanya orang berpuasa, diampuni.
- Di dalam HR Bukhori a.l. dinyatakan :
- 1 hari puasa = dijauhkan 7 th. dari api neraka;
- Di dalam Al Qur’an (Q.S. Qodar) : malam qodar (di bulan puasa) nilainya lebih dari 1000 bulan (lebih dari 83 tahun);
3. Ramadhan : Syahrul Maghfiroh
* HR (Hadits Riwayat) Bukhori-Muslim :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, akan diampuni segala dosa-dosanya”.
Jadi jelas, bulan ramadhan merupakan “bulan Amnesti/Pengampunan” besar-besaran!
* “Maghfiroh/ampunan” merupakan kebutuhan fital manusia, karena dalam 11 bulan yang lalu mungkin tidak terasa kita telah banyak melakukan dosa dan kelalaian, antara lain:
- melalaikan sholat dan puasa (mendahulukan yang lain atau bahkan meninggalkannya sama sekali);
- segan membaca Al Qur’an, bahkan lebih suka ngobrol, ngrasani, melukai hati orang atau terbiasa mengeluarkan kata kata kotor;
- lupa bersyukur akan nikmat Allah yang demikian banyak;
- segan beramal, menolong fakir miskin atau orang tua/saudara/ kerabat yang kekurangan;
- banyak melakukan maksiat-maksiat lainnya, a.l. : durhaka/melawan orang tua; sering dusta; makan/minum yang haram; perbuatan tidak senonoh dalam pergaulan (misal “tangan gratil”); mencari rizki dengan cara-cara kotor dan tidak terpuji; dsb.
Jadi pada intinya, terlalu banyak mungkin dosa yang telah kita lakukan, baik sebagai hamba Allah, sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai suami/istri, sebagai tetangga, sebagai buruh, sebagai majikan, pejabat/ pimpinan dsb. Oleh karena itulah kita butuh “maghfiroh”.
* Namun patut dicatat, bahwa “maghfiroh” itu hanya dapat diperoleh lewat puasa dan sholat yang dilakukan dengan “iimanan wah tisaaban” yaitu :
- dengan penuh kesungguhan/keyakinan (iman); dan
- dengan kesabaran/keikhlasan, semata-mata menca-ri keridhoan Allah.
Di dalam Q.S. Ar-Ra’d: 22 dinyatakan, bahwa orang-orang yang “bersabar karena mencari keridhoan Allah”
(“walladziina shobarub tighooa wajhi robbihim“)
termasuk salah satu dari “mereka yang mendapat tempat kesudahan yang baik”
(“ulaaika lahum ‘uqbad daar“)
Oleh karena itu, marilah kita bersabar di dalam menjalankan ibadah puasa dan sabar di dalam menjalankan ibadah shalat, termasuk tarawih (sholatul lail), dan amalan-amalan puasa lainnya. Semoga kita termasuk “orang-orang yang mendapat tempat kesudahan yang baik” sebagaimana dijanjikan Allah di dalam surat Ar-Ra’d di atas. Amiin.