1. Metode Kerja Kelompok
a. Pengertian
Sagala (2006) mengatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara
pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok,
dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditetapkan untuk diselesaikan secara
bersama-sama.
Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-sama
dalam kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus
cukup kompleks isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga dapat
dibagi-bagi menjadi bagian yang cukup memadai bagi setiap kelompok.
Materi hendaknya membutuhkan bahan dan informasi dari berbagai sumber
untuk pemecahannya. Masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan
membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk ditangani melalui kerja
kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan individual
dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis kegiatan,
materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tugas yang
harus diselesaikan, siswa dapat dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap
kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan kelompok komplementer
dimana setiap kelompok berbeda-beda tugas yang harus diselesaikan.
b. Tujuan
Metode kerja kelompok yang digunakan dalam suatu strategi pembelajaran
bertujuan untuk :
1) memecahkan masalah pembelajaran melalui proses kelompok
2) mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok
c. Alasan Penggunaaan Metode Kerja Kelompok
Mengapa guru memilih kerja kelompok sebagai metode pembelajaran? Guru
menggunakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran karena:
1) Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan
demokratis.
2) Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar.
3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar
diluar kelas bahkan diluar sekolah yang bervariasi, seperti observasi,
wawancara, cari buku di perpustakaan umum, dan sebagainya.
d. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Kerja Kelompok
1) Kekuatan Metode Kerja Kelompok
a) membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung
jawab
b) menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga
membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh. c) Guru dipermudah tugasnya karena tugas kerja kelompok cukup
disampaikan kepada para ketua kelompok.
d) Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab,
dan anggotanya dibiasakan patuh pada aturan yang ada.
2) Kelemahan Metode Kerja Kelompok
a) Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat,
prestasi maupun intelegensi.
b) Pemimpin kelompok sering sukar untuk memberikan pengertian
kepada anggota, menjelaskan, dan pembagian kerja
c) Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan
pemimpin kelompok
d) Dalam menyelesaikan tugas, sering menyimpang dari rencana karena
kurang kontrol dari pemimpin kelompok atau guru.
e) Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja
kelompok yang komplementer.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Kerja Kelompok
Bagaimana cara mengatasi kelemahan Metode Kerja Kelompok? Kelemahan
metode kerja kelompok dapat diatasi dengan:
1) Mengkaji lebih dulu materi pelajaran dengan cermat, lalu buat garis besar
rincian tugasnya untuk setiap kelompok agar bobot tugas tersebut sama
beratnya.
2) Adakan tes sosiometri dan hasilnya digunakan untuk pembentukan
kelompok yang mereka kehendaki.
3) Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok harus dilakukan
terus menerus.
4) Jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu banyak
5) Motivasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan persaingan antar
kelompok yang kurang sehat.
f. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Metode Kerja Kelompok
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut
kedalam tugas-tugas kelompok.
c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan
kerja kelompok. d) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2) Kegiatan Pelaksanaan
a) Kegiatan Membuka Pelajaran
Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi
pelajaran sebelumnya.
Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan
dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
b) Kegiatan Inti Pelajaran
Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
Membentuk kelompok
Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok
atau langsung kepada semua siswa
Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama
siswa melakukan kerja kelompok.
Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,
pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui
kerja kelompok.
Melakukan evaluasi hasil dan proses
Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi
yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan
bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut.
2. Metode Karya Wisata
a. Pengertian
Sagala (2006) menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata sebagai
metode pembelajaran adalah siswa dibawah bimbingan guru mengunjungi
tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk mempelajari obyek belajar yang
ada di tempat itu.
Lalu, apa perbedaannya dengan tamasya ? Tamasya berbeda dari karya wisata
dalam hal bahwa kepergian orang ke suatu tempat itu dengan maksud untuk
mencari hiburan.
b. Tujuan
Rusyan (dalam Sagala, 2006) menyatakan walaupun karya wisata banyak
unsur non akademisnya, tetapi tujuan pendidikan dapat pula tercapai terutama
mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti tempat yang
memiliki situs bersejarah, musium, peternakan, atau pertanian (agro wisata),
dan sebagainya. Tetapi kalau karya wisata itu sengaja disiapkan sebagai
metode pembelajaran maka unsur akademiknya harus menonjol. Tujuan
pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, materi pembelajaran yang akan
dipelajari harus ditulis berupa tugas yang harus diperoleh melalui observasi
atau wawancara dengan nara sumber yang ada ditempat wisata itu, dan ketika
akan kembali atau setelah sampai di sekolah guru harus mengevaluasi hasil
belajar yang baru mereka kerjakan melalui karya wisata itu. Dengan demikian
tujuan karya wisata sebagai metode pembelajaran adalah untuk :
1) Mengkaji materi pembelajaran tertentu sebagaimana direncanakan dalam
kurikulum/silabus. Misalnya untuk mempelajari cara berternak sapi perah
dan pengelolahan susunya, maka siswa diajak berkarya wisata ke
peternakan sapi perah.
2) Melengkapi materi pelajaran yang tertulis di buku sehingga pemahaman
siswa menjadi lebih jelas dan konkrit.
3) Memupuk rasa cinta lingkungan, daerah, tanah air, dan penghargaan
terhadap pahlawan serta pemimpin yang berjasa dimasa silam.
c. Alasan Menggunakan Metode Karya Wisata
1) Memvariasikan penggunaan metode pembelajaran agar siswa termotivasi
belajar.
2) Dengan karya wisata siswa berkembang rasa kebersamaanya, tanggung
jawabnya, kerjasamanya, dan toleransinya. 3) Penguasaan materi yang dipelajari secara langsung melalui karya wisata
akan lebih cepat dikuasai dan lama diingat.
4) Karena keunggulan dan tujuan karya wisata sebagai metode pembelajaran
sebagaimana dikemukakan dalam naskah ini.
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Karya Wisata
1) Keunggulan
Apa saja keunggulan metode karya wisata ?
Metode karya wisata mempunyai keunggulan sebagai berikut :
a) Siswa dapat belajar langsung di lapangan sehingga pengetahuan yang
diperoleh nyata, hidup, bermakna, dan komperhensif.
b) Siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau
pertanyaan tentang materi yang dipelajari dengan melihat, mendengar,
mencoba dan membuktikan sendiri secara langsung.
c) Motivasi dan minat belajar siswa tinggi. Siswa senang belajar melalui
karya wisata.
d) Guru diperingan tugasnya dalam menyampaikan materi pelajaran,
karena materi disampaikan oleh nara sumber atau observasi langsung
oleh siswa sendiri.
e) Siswa aktif belajar melalui observasi, wawancara, percobaan,
menggolong-golongkan, dan sebagainya.
2) Kelemahan
Apakah ada kelemahan metode karya wisata ?
Ada beberapa kelemahan metode karya wisata, antara lain :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi kalau dilaksanakan
terlalu sering dan jauh dari sekolah, sehingga dapat mengganggu
jadwal pelajaran.
c. Memerlukan biaya yang relatif tinggi.
d. Memerlukan pengawasan yang ketat agar siswa fokus kepada
tugasnya.
e. Laporan hasil karya wisata biasanya diserahkan tidak tepat waktu.
e. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karya Wisata
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan metode
karya wisata antara lain :
1) Rumuskan tujuan secara jelas dan konkrit. 2) Tentukan secara jelas tugas-tugas yang harus dilakukan sewaktu karya
wisata dan sesudah karya wisata.
3) Bentuk panitia pelaksanaan karya wisata yang bertugas menyiapkan
semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan karya wisata.
4) Pilih waktu libur untuk pelaksanaan karya wisata.
5) Rencanakan pembiayaan jauh sebelum karya wisata itu dilaksanakan. Bila
mungkin masukkan rencana pembiayaan itu dalam DUK (Daftar Usulan
Kegiatan) anggaran sekolah.
6) Buat tata tertib pelaksanaan karya wisata secara jelas dan
dikomunikasikan secepatnya kepada siswa.
f. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Karya Wisata dalam
Pembelajaran
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran
b) Menyiapkan materi pelajaran yang sesuai silabus/kurikulum yang ada
c) Melakukan studi awal ke lokasi sasaran karya wisata
d) Menyiapkan skenario pelaksanaan karya wisata
e) Menyiapkan tata tertib pelaksanaan karya wisata
2) Kegiatan Pelaksanaan Karya Wisata
a) Kegiatan Pembukaan
Kegiatan pembukaan ini dilaksanakan di sekolah sebelum berangkat
ke lokasi karya wisata, atau dapat pula dilaksanakan di lokasi karya
wisata sebelum turun ke lapangan. Kegiatan pembukaan ini meliputi :
Mengingatkan kembali pelajaran yang pernah diberikan melalui
pertanyaan apersepsi.
Memotivasi siswa dengan membuat kaitan materi pelajaran yang
akan dipelajari dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masyarakat atau melalui pertanyaan-pertanyaan.
Mengemukakan tujuan pelajaran yang akan dipelajari dan
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
pelajaran tersebut selama karya wisata.
Mengemukakan tata tertib selama karya wisata.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pelajaran ini dilakukan selama karya wisata : Melakukan observasi terhadap obyek sasaran belajar, lalu
mendiskripsikannya dalam bentuk kalimat, mengambil
gambarnya, dan sebagainya.
Mewawancarai nara sumber dan mencatat informasi yang
disampaikan secara lisan oleh nara sumber.
Mengumpulkan leaflet atau booklet yang ada.
Sesuai dengan skenario yang disiapkan guru, dapat
diselenggarakan seminar atau dikusi dengan nara sumber,
penguasa/pejabat yang relevan.
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan mengahiri karya wisata ini dapat dilakukan ketika
masihberada di lokasi wisata atau setelah kembali ke sekolah,
kegiatannya meliputi :
Menyuruh siswa melaporkan hasil karya wisata dan membuat
rangkuman.
Melakukan evaluasi proses dan hasil karya wisata.
Melakukan tindak lanjut berupa tugas yang sifatnya memperkaya
hasil karya wisata. 3. Metode Penemuan (Discovery)
a. Pengantar
Apa yang dimaksud dengan metode penemuan (discovery) ? Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut perlu dipahami dengan jelas istilah yang saling
dipertukarkan. Penemuan (discovery) sering dipertukarkan pemakaiannya
dengan penyelidikan (inquiry).
Sund (dalam Kartawisastra, 1980) berpendapat bahwa penemuan adalah
proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.
Sedangkan inquiry (inkuiri) menurut Sund meliputi juga penemuan. Dengan
kata lain, inkuiri adalah perluasan proses penemuan yang digunakan lebih
mendalam. Artinya proses inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya : merumuskan masalah, merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan sebagainya. Akhirnya Sund berpendapat bahwa
penggunaan metode penemuan baik untuk siswa kelas rendah, sedangkan
inkuiri baik untuk kelas tinggi.
Dengan demikian penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang
mementingkan pembelajaran perseorangan, manipulasi obyek, melakukan
percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode penemuan
mengutamakan cara belajar siswa aktif (CBSA), berorientasi pada proses,
mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif.
b. Tujuan
Apa tujuan penggunaan metode penemuan ? Tujuan penggunaan metode
penemuan antara lain :
1) Untuk memperoleh metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Untuk mengatifkan siswa belajar (CBSA) sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran.
3) Untuk memvariasikan metode pembelajaran yang digunakan agar siswa
tidak bosan.
4) Agar siswa dapat menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan
memecahkan sendiri masalah yang dipelajari, sehingga hasilnya setia dan
tahan lama dalam ingatan, dan tidak mudah dilupakan.
c. Alasan Digunakan Metode Penemuan
Mengapa guru memilih metode penemuan dalam pembelajarannya ? Guru
menggunakan metode penemuan karena metode penemuan itu :
1) Memungkinkan untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.
2) Pengetahuan yang ditemukan sendiri melalui metode penemuan akan
betul-betul dikuasai, dan mudah digunakan / ditransfer dalam situasi lain.
3) Siswa dapat menguasai salah satu metode ilmiah yang sangat berguna
dalam kehidupannya.
4) Siswa dibiasakan berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah
yang akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.
d. Kebaikan dan Kelemahan Metode Penemuan
1) Kebaikan Metode Penemuan
a) Siswa belajar bagaimana belajar melalui proses penemuan.
b) Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh. c) Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.
d) Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai
dengan kemampuannya sendiri.
e) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya
sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar.
f) Metode ini berpusat pada anak, dan guru sebagai teman belajar atau
fasilitator.
2) Kelemahan Metode Penemuan
Apa kelemahan metode penemuan ? Kelemahan metode penemuan antara
lain :
a) Metode ini mempersyaratkan kesiapan mental, dalam arti siswa yang
pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang bodoh akan
frustrasi.
b) Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena habis waktu guru
untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya.
c) Dalam pelajaran tertentu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan
untuk mencoba ide-ide mungkin terbatas.
d) Metode ini terlalu mementingkan untuk memperoleh pengertian,
sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan
keterampilan.
e) Metode ini kurang memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi oleh guru,
begitu pula proses-prosesnya dibawah pembinaannya.
e. Cara mengatasi Kelemahan Metode Penemuan
1) Bentuklah kelompok-kelompok kecil, yang anggotanya terdiri dari siswa
pandai dan siswa kurang pandai, agar siswa yang pandai bisa
membimbing siswa yang kurang pandai. Dengan cara ini pula kelemahan
kelas besar dalam penggunaan metode ini dapat diatasi.
2) Metode penemuan untuk IPA dapat pula dilakukan di luar kelas sehingga
tidak memerlukan fasilitas atau bahan yang umumnya mahal.
3) Mulailah dengan penemuan terbimbing, kemudian jika siswa sudah
terbiasa dengan metode ini maka gunakanlah metode penemuan bebas,
agar siswa benar-benar dapat berkembang berpikir kreatifnya.
f. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan
Jika guru menggunakan metode penemuan, apa saja langkah-langkah
pelaksanaannya ? Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan itu
adalah:
1) Kegiatan Persiapan
a) Mengidentifikasi kebutuhan bekajar siswa (need assessment).
b) Merumuskan tujuan pembelajaran.
c) Menyiapkan problem (materi pelajaran) yang akan dipecahkan.
Problem itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
Problem tentang konsep atau prinsip yang akan ditemukan itu perlu
ditulis dengan jelas.
d) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Kegiatan Pelaksanaan Penemuan
a) Kegiatan Pembukaan
Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai
materi pelajaran yang telah diajarkan.
Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya
dengan materi yang diajarkan.
Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu.
b) Kegiatan Inti
Mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui
kegiatan penemuan.
Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan
penemuan/pemecahan problema yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan/percobaan
untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
Membantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan
siswa.
Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika
diperlukan.
Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa.
Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan.
Memberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya.
c) Kegiatan Penutup
Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya. Melakukan evaluasi hasil dan proses penemuan.
Melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan
penemuan ulang jika ia belum menguasai materi, dan meminta
siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah
melakukan penemuan dengan baik.